Layarsatu - Pembajakan konten digital semakin merugikan industri kreatif di Indonesia. Untuk mengatasi masalah ini, Asosiasi Video Streaming Indonesia (AVISI) dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) bekerja sama dalam upaya memberantas praktik ilegal tersebut. Langkah ini juga mendapat dukungan dari Badan Perfilman Indonesia (BPI) untuk melindungi hak cipta dan memastikan industri film serta media digital bisa berkembang dengan baik.

Sebagai salah satu negara dengan pengguna internet terbesar di Asia Tenggara, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menangani pembajakan digital. Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), sekitar 220 juta penduduk Indonesia atau hampir 80 persen dari total populasi sudah memiliki akses internet. Sayangnya, kemudahan ini sering disalahgunakan untuk mengakses film bajakan, streaming ilegal, hingga pencurian konten media digital berbayar.

Pembajakan Mengancam Industri Kreatif dan Media Digital

Pembajakan tidak hanya merugikan industri film dan streaming legal, tetapi juga mengancam kelangsungan bisnis media digital. Saat ini, banyak media online yang mulai menerapkan konten berbayar atau langganan digital untuk bertahan di tengah menurunnya pendapatan dari iklan. Namun, jika pembajakan terus terjadi, model bisnis ini sulit berkembang dan media sulit bertahan.

Ketua Umum AMSI, Wahyu Dhyatmika, menegaskan bahwa media juga memiliki tanggung jawab dalam melawan pembajakan.“Kami ingin bekerja sama dengan AVISI, BPI, dan berbagai pihak lainnya untuk memberantas pembajakan. AMSI akan menindaklanjuti laporan tentang media online yang secara tidak langsung membantu penyebaran konten bajakan dengan memberitakan tautan ilegal. Media memiliki tanggung jawab untuk tidak menyebarkan akses ilegal dan ikut membangun ekosistem digital yang sehat,” ujarnya.

Selain itu, AMSI akan mengadakan program edukasi untuk meningkatkan kesadaran media online tentang dampak buruk promosi situs bajakan.

Peran Media dalam Memberantas Pembajakan

Senada dengan AMSI, Wakil Sekjen AVISI, Gina Golda Pangaila, menekankan bahwa media memiliki peran besar dalam upaya melawan pembajakan.“Kami mengajak AMSI, jurnalis, dan penerbit untuk tidak menyebarkan berita yang berisi tautan streaming ilegal. Mari kita bersama-sama membangun ekosistem digital yang lebih sehat dan menghargai hak cipta,” katanya.

Dukungan juga datang dari Ketua Umum BPI, Gunawan Paggaru, yang menegaskan bahwa industri film Indonesia hanya bisa berkembang jika para pekerja kreatif mendapatkan perlindungan hak cipta yang layak.“Pembajakan merugikan sineas, pekerja seni, investor, dan seluruh ekosistem perfilman. Kami mendukung penuh kerja sama AVISI dan AMSI untuk melindungi industri kreatif Indonesia agar terus maju,” tegasnya.

Dampak Pembajakan dan Solusi yang Diharapkan

Pembajakan konten tidak hanya merugikan pemilik hak cipta, tetapi juga berdampak negatif pada perekonomian nasional. Praktik ilegal ini menghilangkan potensi pendapatan kreator, menghambat inovasi, serta mengurangi peluang kerja di industri kreatif.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan langkah-langkah konkret seperti Penegakan hukum yang lebih tegas terhadap pelanggar hak cipta, Edukasi publik tentang pentingnya menghargai konten legal dan Regulasi yang lebih ketat untuk melindungi industri kreatif dari pembajakan.

Dengan kerja sama antara AVISI, AMSI, dan BPI, diharapkan masyarakat semakin sadar bahwa mendukung konten legal bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga investasi untuk masa depan industri kreatif Indonesia. Dukungan dari pemerintah juga sangat diperlukan agar perlindungan hak cipta semakin kuat dan ekosistem digital di Indonesia semakin sehat.***

AVISI dan AMSI Bersatu Melawan Pembajakan Konten Demi Masa Depan Industri Kreatif

BERITA TERKAIT

KOMENTAR (0)

TERPOPULER

TAG POPULER